Door: FIR
Pesta demokrasi di negeri ini baru saja usai. Akan tetapi, riuh rendah pertikaian antar pendukung paslon tak serta-merta berhenti dengan usainya gelaran pemilihan umum. Situasi bahkan semakin memanas menjelang pengumuman hasil rekapitulasi suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum.
Berbulan-bulan belakangan kita telah melihat betapa sedikit perbedaan pendapat tentang masing-masing pihak yang melaju ke dalam arena politik saja dapat menimbulkan polemik yang besar di masyarakat. Beberapa orang terlihat nyaman berada di sisi pihak-pihak yang mereka bela dan terus menyerang pihak yang berseberangan. Namun bagi beberapa orang lainnya, pertikaian ini tak lain hanya membuang-buang waktu, emosi, dan tenaga.
Bayangkan berapa menit yang terbuang sia-sia hanya untuk mencaci-maki dan mengeluarkan ujaran kebencian. Bayangkan rasa emosi yang menguasai diri ketika melihat semua orang sibuk berbicara tanpa mau mendengarkan satu sama lain. Bayangkan betapa melelahkannya mendengar semua omong kosong yang hanya bertujuan untuk menjatuhkan pihak-pihak lain yang tidak sependapat.
Segala hal yang tidak berfaedah ini seharusnya bisa dihindari bila kita selaku masyarakat Indonesia mengetahui betul apa arti demokrasi sebenarnya. Bahwa semua orang memiliki hak untuk memilih dan bahwa semua orang berhak untuk tidak dijatuhkan karena telah memilih seseorang.
Sudah bukan masanya bagi kita untuk tenggelam dalam persaingan yang tidak sehat. Daripada sibuk mencari cara untuk menumbangkan pihak yang berlawanan, alangkah lebih baiknya bagi kita untuk saling berkolaborasi dalam rangka memajukan negeri ini.
Pesta demokrasi bukan bertujuan untuk memecah belah bangsa. Lebih dari itu, pesta demokrasi merupakan sarana untuk menunjukkan bahwa tetap ada persatuan di atas keberagaman yang ada, karena persatuan itu ciri khas Indonesia.
#IKSEDANULIS