Door: Ivana D.
Pada puan yang sedang melankoli,
Ribuan senja menari dalam alam bawah sadar, sidak! katamu kau tidak peduli?
Manakala senja menghantui disetiap sepertiga malam, kelak! katamu kau tak menghirau dan menuli?
Berjuta senja mengkompresi langit biru tanpa rasa bersalah, simak! katamu kau ahli?
Berselimut senja menghiasi penuh isi-isi kalender, telak! katamu kau penuh atas kendali?
Wahai puan, telak kau kenak mengelak tak berguna,
Berdikari memaksa diri bersudi pada ego, sungguh adiguna,
Wahai puan, mengapa kau tak mencoba menangis saja?
Foto door Marco Mons op Unsplash